Rabu, 01 Desember 2010

Awal yang Baik untuk Indonesia

Jakarta - Kemenangan yang dipetik Indonesia atas Malaysia bukan cuma sebuah langkah yang baik di ajang AFF Suzuki Cup 2010. Secara umum, hasil itu juga menandai awal baik lembaran baru 'Merah Putih'.

Di hadapan sekitar 60 ribu pasang mata yang menyaksikan langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu (1/12/2010), Indonesia berhasil mengalahkan juara SEA Games 2009 itu dengan skor cukup telak, 5-1.

Hasil itu membuat Indonesia duduk di peringkat teratas Grup A dan akan lolos ke semifinal andai bisa menaklukkan Laos di laga kedua. Namun yang lebih penting dari itu, hasil ini menjadi pertanda kebangkitan timnas Indonesia.

Indonesia terakhir kali tampil memuaskan adalah saat gelaran Piala Asia 2007 di kandang sendiri. Meski saat itu gagal lolos dari fase grup, tapi penampilan tim asuhan Ivan Kolev saat itu mengundang sanjungan.

Setelah itu, bukan cuma gagal menghadirkan prestasi (sesuatu yang terakhir kali dilakukan pada SEA Games 1991), tapi Indonesia gagal memenuhi ekspektasi untuk sekadar tampil baik dan tidak mengecewakan.

Kemenangan atas Malaysia memang tidak boleh membuat Indonesia terlena. Bukan cuma karena itu baru pertandingan pertama, tetapi lebih-lebih karena belum memastikan kelolosan ke semifinal.

Di luar hasil yang memang memuaskan, ada banyak catatan positif dari timnas Indonesia saat ini. Yang pertama adalah keberanian arsitek anyar, Alfred Riedl, untuk menurunkan pemain-pemain yang selama ini kurang dikenal publik.

Pemain-pemain yang tampil baik di klubnya seperti Ahmad Bustomi, Oktavianus Maniani, Beny Wahyudi, Arif Suyono dll, diberi peluang buat naik panggung. Hasilnya tidak terlalu mengecewakan, sebagian besar dari mereka nyatanya cukup bisa bersaing.

"Pelatih yang sekarang berani juga pasang pemain-pemain baru. Nggak kaya Benny Dollo (pelatih Indonesia sebelumnya--red) yang cuma memasang pemain-pemain itu saja," kata Subroto, salah seorang penonton di GBK yang berbincang dengan detiksport usai pertandingan.

Demi memberi kesempatan buat pemain-pemain anyar itu, Riedl bahkan tega buat menepikan pemain-pemain senior yang lebih berpengalaman. Striker andalan Indonesia selama bertahun-tahun, Bambang Pamungkas, contohnya. Penyerang Persija Jakarta itu cuma tampil sebagai pengganti di laga kontra Malaysia.

Sebagai pemain depan, Riedl memasang duet Cristian Gonzalez dan Irfan Bachdim. Duet pemain kelahiran Uruguay dan Belanda itu nyatanya sanggup mengemban tugas sebagai penggedor pertahanan Malaysia. Terbukti, Gonzalez dan Irfan masing-masing mencetak satu gol.

Keberanian Riedl untuk memasang pemain-pemain yang tampil baik di kompetisi reguler sangat layak diapresiasi. Pelatih asal Austria itu tidak mempan terhadap intervensi PSSI terhadap pemilihan pemain seperti yang selama ini sudah jadi rahasia umum.

Di luar sisi teknis, Riedl juga mampu mengatrol mental pemain. Sempat tertinggal lebih dulu dari Malaysia, Indonesia bisa membalikkan skor jadi 2-1 di saat jeda. Di babak kedua, Gonzalez dkk tetap tampil trengginas dan menceploskan tiga gol tambahan.

Namun seperti yang sudah dikatakan di awal, hasil melawan Malaysia baru hasil dari satu partai. Tiket semifinal belum lagi di tangan karena masih ada Laos dan Thailand yang menunggu di depan. Tak ada pilihan lain kecuali tetap waspada dan tetap fokus agar kemenangan atas Malaysia tidak cuma melahirkan euforia.

0 komentar:

Erick Burhaein calon S.Pd.Jas | Template by - Abdul Munir - 2008 - layout4all. Thanks to Blogger Templates